Pedagang Pasar Atas Keluhkan Jual Beli Sepi Pembeli, Ini Jawaban Paslon Nomor 1 Marfendi

    Pedagang Pasar Atas Keluhkan Jual Beli Sepi Pembeli, Ini Jawaban Paslon Nomor 1 Marfendi
    Paslon nomor urut 1 berikan arahan kepada pedagang pasar Atas di pasar Ateh Bukittinggi

    Bukittinggi-Sebagian pedagang pasar ateh kota Bukittinggi mengeluh kesah tentang keadaan pasa Ateh yang sepi.Minat beli masyarakat yang rendah membuat para pedagang harus memutar otak agar dagangannya tetap untung.

    Seperti yang disampaikan oleh salah satu pedagang Pasar Atas (N) bahwa ia dan kawan kawan senasib sepenanggungan adalah para Pelaku usaha yang ingin mempertahankan kemaslahatan hidup terutama generasi kita  bagaimana supaya Pasar Ateh tetap hidup dan bagaimana supaya pasar Ateh tetap menjadi ikon, supaya kita tetap menghidupi anak-anak kami karena kita tida ada pencaharian lain.

    "Memang satu-satunya yang kami harapkan hanya di Pasar Ateh ini karena hidup mati kami disini, jadi dari sinilah kami berharap setiap Paslon peduli dengan kami di pasar ateh ini selama berdiri belu ada pergerakan di pasar ateh ini kami tida ingin mendengar teori bicara. Bicara yang muluk namun tidak ada tindakan dan hingga kini belum ada yang kami rasakan untuk saat ini, ";paparnya.

    Dikatakannya, kami berharap ada solusi yang terbaik, untuk toko saya untung ada yang dekat tangga naik turun tapi teman teman saya yang lain yang sebenarnya sekitar jauh dari jalan raya jarang terjamah pembeli.

    "Dulu Pasa Ateh pertama kali dibuka, Alhamdulillah ada jual beli namun setelah sekian bulan berjalan, nampak mulai lengang dan sepi..Hingga kami coba survey berkeliling ternyata setiap bulan ada yang tutup.Kalau akan seperti ini bagaimana kedepannya nanti otomatis lama kelamaan di hari Raya Iedul Fitri akan tutup semua, habislah kami, " ungkapnya.

    Paslon nomor urut 1 Marfendi dan Fauzan Haviz menanggapi dengan serius dan berjanji akan mengatasi permasalahan tersebut jika terpilih

    "Yang pertama keluhan dari masyarakat pasar atas sepi sudah sangat banyak sekali yang tutup dan retribusinya mahal sekali mereka tidak siap tak mampu jadi tadi itu yang lainnya, " ujar Cawako nomor urut 1 Marfendi.

    Dikatakannya, lalu kita menyiapkan bagaimana pasar itu nyaman pasar itu secara konstruktif bisa bangunan tentunya harus memberikan kenyamanan dan keamanan, yang kedua yang kita harapkan kita harus mendatangkan orang-orang agar semua management Pemerintahan dan kemasyarakatan di Bukittinggi ini tertata dengan baik, kita baru akan mendatangkan dengan baik para wisatawan baik itu dalam negeri ataupun luar negeri tapi kondisi Bukittinggi seperti sekarang ini kita tidak akan berani meramaikan walaupun kita akan ramaikan tidak akan sampai di Pasar Atas.

    "Mayoritas paling yang buka hanya 30 - 40 persen selebihnya tutup tentu kita yang malu, kita selesaikan masalahnya dulu baru kita datangkan orang dengan cara yang tentu lebih tepat dan kita akan coba dan itu adalah management secara keseluruhan yakni tranportasi ataupun sosial kemasyarakatan even even jika kita buat saat ini even-even namun membuat tidak nyaman apa gunanya? termasuk image image yang selama ini negatif, kita harus coba hilangkan seperti parkiran dipungut biaya sembarangan makanya ketika kita di pasar itu salah satunya slogan yang mereka minta adalah selamatkan Bukittinggi dan itu keinginan dari orang Pasar, " terangnya.

    Ia menambahkan, Insyaallah target kita kalau pasar itu selesai minimal ekonomi masyarakat kita 50 persen masalah kita akan terselesaikan.(Ls).







    bukittinggi sumatera-barat
    Linda Sari

    Linda Sari

    Artikel Sebelumnya

    Pjs.Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar...

    Artikel Berikutnya

    Cegah Penyakit Masyarakat, Pjs. Wali Kota...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Kunjungan Kerja Kepala Keuangan Kodam Iskandar Muda ke Korem 012/TU
    Dukung Asta Cita Presiden RI, Panglima TNI Tinjau Program Ketahanan Pangan Kodam IV/ Diponegoro

    Ikuti Kami